Facebook
Twitter

Kamis, 23 Oktober 2014

Kerajaan yang Kaya Pencitraan

Suatu hari Raja Jenaka yang baru naik takhta merayakan sebuah pesta, pesta itu untuk merayakan kepemimpinannya. Rakyat juga berbahagia, mereka merasa ini adalah pesta rakyat pertama kali dalam sejarah kerajaan itu. Kebahagiaan memuncak saat raja berjalan di tengah rakyat menyapa mereka, rakyat gembira dengan sikap itu. Pesta berjalan terus menerus, sampai akhirnya membuat cadangan kas keuangan kerajaan mencapai batas. Akhirnya pesta itu berakhir, setelah sebulan penuh mereka bergembira.

Mengetahui kondisi itu, sang raja sangat khawatir akan dituntut oleh rakyat. Mengetahui cadangan kas kerajaan sedang menyusut, sang raja mencari bantuan ke kerajaan lainnya. Kerajaan tetangga tahu keuangan kerajaan Raja Jenaka menyusut, ia pun menawarkan bantuan keuangan namun dengan syarat Raja jenaka harus memberikan izin pengelolaan kekayaan bumi di kerajaannya. Ternyata di luar dugaan raja jenaka menerima perjanjian itu, Keuangan kerajaan Raja jenaka terisi kembali, Raja jenaka mencoba mengendalikan kondisi kerajaannya. Ia menyampaikan kepada rakyatnya bahwa Keuangan negara tetap normal walau kerajaan telah berpesta selama sebulan, bahkan kita dapat bantuan dari negara tetangga untuk mengelolah kekayan bumi di negerinya. Rakyat menyambut dan memuji kinerja sang raja.

Raja jenaka berusaha menjaga kemartaban dari kerajaan ia pimpin, walau di lain pihak kekayaan rakyat diambil oleh kerajaan tetangga. Rakyat hanya dijanji dengan pekerjaan, padahal hasil bumi itu milik rakyat. Rakyat ditipu dengan pekerjaan, di sisi lain kekayaan hasil bumi habis untuk kerajaan tetangga. Setiap pakar yang mengkritik raja, semua dipenjarakan dan dianggap pemberontak. Rakyat percaya seketika, sekian lama keadaan itu berlanjut sampai saatnya kerajaan itu menganut demokrasi. Raja Jenaka kebingungan, akhirnya ia mencari pengganti yang bisa mencitrakan kepemimpinan negerinya. Raja jenaka telah memilih dua orang yang bisa mencitrakan negerinya itu, mereka para panglima kerajaan, mereka adalah Jelius dan Berius.

Taktik saja sang raja melindungi kebobrokan kepemimpinannya, ia mendekati berius menawarkan kepemimpinan lewat dukungannya, karena sang raja tahu kalau berius memiliki banyak pendukung dibanding jelius. Berius memberikan jawaban yang menyakitkan hati sang raja jenaka, berius menolak tawaran sang raja. Berius selama ini tahu kebohongan sang raja dan tidak akan menerima tawaran itu. Kekecewaan raja hanya sebentar, karena jelius menerima tawaran sang raja dan akan maju dalam pemilih rakyat.

Pendaftaran pemilihan rakyat dimulai, jelius pun mendaftar sebagai salah satu kandidat. Di luar dugaan jelius mendapat tantangan dari berius. Berius juga mendaftar, dan akan bersaing mencapai kepemimpinan kerajaan. Mendengar kabar ini, sang raja jenaka ditekan oleh kerajaan tetangga untuk segera memenangkan pendukungnya agar perjanjian mereka tentang hasil bumi tetap berjalan. Jika tidak, maka rahasia sang raja akan dibongkar. Tekanan dari kerajaan tetangga memaksa sang raja jenaka untuk memenangkan jelius, sang raja membunuh pendukung berius dan membuat rakyat membenci berius. Taktik itu pun berhasil, Berius dan pendukungnya dipenjara setelah pemilihan rakyat dimenangkan berius.

Pencitraan sang raja dimenangkan, pengalihan kerajaan berhasil dipegang oleh jelius. Jelius menjalankan kerajaan seperti yang dilakukan raja jenaka, jelius pun terikat dengan perjanjian dengan negara tetangga. Negeri itu dulunya kaya dengan hasil bumi, kini hanya kaya dengan pencitraan. mungkinkah negeri anda seperti itu? Mau kah anda berlayar menuju kerajaan hayalan itu? Saya rasa tidak, ini adalah kerajaan hayalan. Jika kerajaan itu ada di dunia nyata, itu bukan tanggung jawab penulis cerita ini. Tapi tanggung jawab setiap lapisan individu yang mendiami negeri nyata itu?

1 komentar:

  • About