Facebook
Twitter

Rabu, 22 Oktober 2014

Broken Home

Saya tidak menyangka harus menulis dengan judul di atas, "broken home" adalah kalimat yang begitu mengerikan. Ketika perpisahan atau percekcokan dalam keluarga menjadi alasan adanya masalah rumah tangga. Semoga saya tidak pernah mengalami hal itu, Aamiin Yaa Rabb

Sedari dulu, saya memiliki banyak teman. Teman yang awalnya pendiam, namun saya berusaha mendekati mereka. Alhamdulillah, mereka akhirnya tidak menutup diri lagi. Yang saya tahu tentang mereka adalah adanya masalah di rumah. Keluarga yang tidak harmonis, rumah yang selalu kosong tanpa ada kasih sayang orang tua karena kesibukan kerja lebih penting dibanding keluarga itu sendiri dan akhirnya dilupakan. Bapak yang seharusnya menjadi pemimpin namun pergi entah kemana saat mereka masih kecil. Ibu yang seharusnya memberikan kasih sayang kepada anaknya, pergi entah kemana. Semoga kebaikan yang mereka cari, agar mereka kembali dalam kondisi yang baik.

Saya merasa kesepian teman-temanku, bisa jadi berkaitan dengan judul tulisan ini walaupun saya berharap semoga tidak sama sekali. saya merasa sebagai sahabat menjadi tanggung jawab saya menghibur mereka. Tangisan mereka adalah kesempatan saya menghibur mereka, kesendirian mereka adalah tanda senyum saya menjadi semangat mereka. Mungkin mereka akan menganggapku sok perhatian, namun saya menyakini rasa sendiri jika dialami dalam kesendirian maka akan menghancurkan bangunan mimpi yang telah ada dalam hidup seseorang. Saya ingin menjadi penopang bangunan mimpi itu, walau hanya lewat kata dan kalimat yang berasal dari keikhlasan hati saya.

Menutup diri adalah hal yang seharusnya tidak kita lakukan, kita harus siap melebarkan sayap harapan untuk menggapai mimpi. Bangunan keluarga kita dalam kesulitan, tetaplah menjadilah pondasi yang kokoh dengan tiang yang siap menegakkan rumah kita agar tetap utuh. Tetap optimis, dan sadarkan mereka betapa pentingnya keluarga ini. Walau sekian banyak orang yang ingin meruntuhkannya, tetaplah jaga komponen keluarga itu agar tetap utuh sampai kapanpun. 

Hal yang harus kita sadari, keluarga adalah semangat hidup kita maka jagalah keluarga itu tetap utuh sampai kapan pun walau badai, hujan dan terik tetap rajin menerpa bangunan sosial itu. Ibu, bapak, dan anak adalah komponen keluarga yang harus dijaga. Seberapa banyak uang yang kita tumpuk kebahagiaan seorang anak, mereka tak akan puas sebelum ada perhatian dan kasih sayang dari seorang bapak dan ibu.

Bagi teman sekalian, jika kalian masih memiliki keluarga yang lengkap. Syukurilah keberadaan mereka, mereka adalah cinta, kasih, dan keindahan rumah itu. Setiap komponen membutuhkan komponen lainnya, agar bisa menopang kebahagiaan, cinta, kasih dan sayang. Sadarilah setiap komponen itu sangat berharga, sayangilah anak yang kalian miliki, hargailah usaha seorang ayah dan cintailah seorang ibu yang setia menunggu di depan pintu untuk suami dan anaknya.


Keluarga adalah Semangatku, 
Utuhnya semangatku karena kehadiran setiap komponen itu dalam satu atap rumah, 
itulah Keluarga




0 komentar:

Posting Komentar

  • About